RSS

MENJAWAB: PERCAYA KEPADA BIBEL YANG DITERJEMAHKAN DAN DIMASUKKAN KE DALAM AL QUR’AN

Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)

Percaya kepada Wahyu yang diturunkan Allah

Umat Islam mengakui ada 4 kitab yang diwahyukan yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an. Oleh

sebab itu penganut agama bangsa Arab harus percaya kepada empat kitab suci tersebut.

Mengapa Taurat, Zabur dan Injil harus diimani oleh penganut agama bangsa Arab? Hal ini

disebabkan sebahagian dari ayat-ayat Taurat, Zabur (Mazmur) dan Injil yaitu kitab-kitab

Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang disebut Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa

Arab dan dimasukkan ke dalam ayat-ayat Al Qur’an. Hal ini dikonfirmasikan pada ayat-ayat Al-

Qur’an sebagai berikut:

“Dan sesungguhnya Al-Qur’an dalam induk Alkitab di sisi Kami adalah tinggidan penuh hikmat.”

(Az Zukhruf 43:4). (hal

Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)

Tuduhan murahan seperti itu sudah sejak lama dan terlalu sering dilontarkan pihak Kristen untuk

mengguncang kemuliaan Al-Qur’an. Kuno!! Karena mereka kurang memahami isi kandungan

Alkitab/Bibel dan buta akan Al Qur’an, ditambah lagi dengan kebencian dan antipati terhadap

Islam dalam hati dan pikiran mereka.

Kalaupun dikatakan bahwa Al-Qur’an mengandung unsur Taurat, Zabur dan Injil, itu bukan

masalah. Tetapi itu bukan berarti bahwa Nabi Muhammad saw yang memasukkan unsur-unsur

tersebut dalam Al Qur’an, sama sekali bukan. Yang memasukkan unsur-unsur Taurat, Zabur dan

Injil kedalam Al Qur’an adalah Allah Swt. sendiri melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad

saw.

Adanya persamaan ayat antara Al Qur’an dengan ketiga kitab tersebut, tentu saja bukan berarti

Al Qur’an menjiplak dari ketiga kitab itu. Tapi karena memang sumbernya sama, yaitu samasama

dari Allah Swt. Tentu saja yang masuk ke dalam Al Qur’an itu adalah firman-Nya yang

benar dan belum diubah oleh umat Yahudi dalam ketiga kitab sebelumnya. Sebab ayat-ayat

tersebut merupakan wahyu yang diwahyukan kembali oleh Allah Swt. kepada baginda

Muhammad saw.

Oleh sebab itu semua keterangan tentang kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya itu telah

tercakup dalam satu kitab saja yaitu Al Qur’an.

Tentu saja yang dimaksud dengan Taurat, Zabur dan Injil di sini bukan Perjanjian Baru dan

Perjanjian Lama dalam Bibel milik umat Kristen seperti sekarang ini. Kitab yang ada sekarang ini

sudah tidak asli lagi, melainkan sudah dikotori oleh tangan-tangan jahil manusia.

Tertiadap kitab Taurat, Zaburdan Injil yang ada sekarang ini, Rasulullah berpesan agar jangan

percaya keseluruhannya dan jangan pula ditolak keseluruhannya. Itu berarti di dalamnya masih

mengandung kebenaran, walau sedikit.

Ayat-ayat yang masih benar dan asli itu misalnya dalam Kitab Ulangan 6:4 tentang keesaan

Tuhan, ini tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan bisa diterima. Sedangkan kitab Roma 10: 9

yang menyatakan bahwa Allah telah membangkitkan Yesus sebagai Tuhan, ini jelas ditolak umat

Islam karena bertentangan dengan Al Qur’an.

Tentang mana ayat yang benar, mana ayat yang tidak benar, mana yang ditambah, dikurangi,

dirobah dan lain-lain, itulah tugasnya para Kristolog dalam rangka membuktikan kebenaran Al

Qur’an. Sebab dengan banyak menemukan kesalahan, pertentangan, kekeliruan, penambahan,

pengurangan dan lain-lain dalam Alkitab/Bibel, hal ini justru menambah keyakinan akan

kebenaran Al Qur’an sebagai wahyu Allah.

Korelasi Al Qur’an dengan Taurat, Zabur dan Injil

Antara Al Qur’an dengan kitab-kitab wahyu sebelumnya (Taurat, Zabur dan Injil), masih ada

korelasi, antara lain:

1. Kitab-kitab terdahulu sudah tidak orsinil karena dirobah oleh tangan-tangan jahil manusia yang

tidak bertanggung jawab.

“Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka

sendiri, lalu dikatakannya, “Ini dari Allah”, karena mereka hendak memperoleh keuntungan yang

sedikit dengan perbuatan itu” (Qs. Al Baqarah 79).

Maka Al Qur’an sebagai kitab penggantinya, dijamin keotentikannya sepanjang zaman oleh Allah

Swt.

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami pula yang benarbenar

memeliharanya.” (Qs. Al Hijr 9).

Dalam hal ini, Al Qur’an berfungsi sebagai kitab pengganti untuk menguji ayat-ayat yang telah

dirubah tersebut.

“Sesungguhnya Al Qur’an ini menjelaskan kepada Bani Israel sebagian besar dari (perkaraperkara)

yang mereka berselisih tentangnya.” (Qs. An Naml 76).

Maka tak heran apabila terdapat persamaan antara Al Qur’an dengan Taurat dan Injil. Sebab

sisa-sisa kebenaran dalam Taurat, Zabur dan Injil, diwahyukan kembali oleh Allah Swt. ke dalam

Al Qur’an melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.

2. Kitab-kitab suci sebelumnya banyak yang disembunyikan kebenarannya.

“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya tatkala mereka

berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia”. Katakanlah, “Siapa yang

menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia,

kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan

(sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya. Padahal telah diajarkan kepadamu

apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui ?” (Qs. Al An’aam 91).

Maka Nabi Muhammad diutus Allah untuk menjelaskan isi Alkitab yang disembunyikan tersebut.

“Hai Ahli Kitab, sungguh telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan kepada kamu

banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan dan (pula yang) dibiarkannya. Sungguh telah

datang kepada kamu cahaya dari Allah dan Kitab yang terang.” (Qs. Al Maa-idah 15).

3. Nabi Musa as. dengan Tauratnya dan Nabi Isa as. dengan Injilnya adalah khusus untuk Bani

Israel saja.

“Dan Kami jadikan Al Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil.” (Qs. As Sajdah 23).

“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan

Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil.” (Qs. Az Zukhruf 59).

Maka Al Qur’an sebagai kitab suci pamungkas diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, untuk

seluruh alam semesta, termasuk orang-orang sebelumnya (pengikut Nabi Isa as).

“Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya ? Katakanlah. “Datangkanlah

keterangan-keterangan kamu. Al Qur’an ini adalah pengajaran bagi orang-orang yang bersamaku

dan pengajaran bagi orang-orang sebelumku”. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui

kebenaran, karena itu mereka berpaling.” (Al Anbiyaa’ 24).

“Dan tiadalah ia (Al Qur’an) melainkan pengajaran untuk semesta alam.” (Al Qalam 52 dan At

Takwiir 27).

“Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku (Muhammad), supaya dengannya (Al Qur’an itu) aku

memberi peringatan kepada kamu dan kepada orang-orang yang sampai (Al Qur’an)

kepadanya.” (Al An’aam 19).

Sumber: “Pendeta Menghujat Muallaf Maralat”, Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.

 

Tinggalkan komentar